Senin, 21 Juni 2010

==PEMIKIRAN MUHAMMAD ALI PASHA ==

AMRUL BADRI


Dalam sejarahnya Mesir dibagi menjadi dua bagian; Kuno dan Modern. Dengan peradabannya yang telah dimulai sejak 7000 tahun yang silam, ia termasuk salah satu diantara negara yang menempati urutan papan atas, tujuan wisata dunia. Maka tidak heran jika setiap jengkal tanahnya yang kita pijak merupakan saksi sejarah yang memberikan cerita sendiri. Begitulah kira-kira diskripsi sejarahnya.

Muhammad Ali Pasha yang dianggap sebagai pendiri Mesir Modern, kekuasaannya saat itu meliputi Sudan dan Syiria. Bahkan pasukannya pun ikut berperang bersama ke Sultanan Usmani di Yunani, Asia Kecil, hingga ke Eropa Timur.[1]

A.Biografi Muhammad Ali

Muhammad Ali seorang keturunan dari Turki yang lahir dari Kawalla. pada tahun 1765. dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Orang tuanya bekerja sebagai penjual rokok, dari kecil ia sudah harus bekerja, dia tak pernah memperoleh kesempatan sekolah, dengan demikian dia tidak bisa membaca dan menullis.

Setelah besar ia bekerja sebagai pemungut pajak, karena kecakapannya dalam pekerjaannya ini. ia menjadi kesayangan Gubernur Usmani setempat, akhirnya ia diangkat sebagai menantu oleh gubernur tersebut dan mulai dari waktu itu bintangnya semakin meningkat terus.

B. Pemikiran Muhammad Ali

Setelah ia di angkat menjadi menantu Gubernur Usmani di tempatnya bekerja. Ia masuk dalam dinas meliter dan dalam lapangan ini ia juga menunjukkan kecakapan dan kesanggupan sehingga pangkatnya cepat menaik menjadi perwira. ketika pergi ke Mesir ia mempunyai kedudukan wakil perwira yang memimpin pasukan yang dikirim dari daerahnya. Setelah tentara prancis keluar dari Mesir di tahun 1801. Muhammad Ali turut memainkan peran penting dalam politik. Mesir mulai mengalami ketenangan politik, khususnya setelah Muhammad Ali membantai sisa-sisa petinggi Mamluk pada tahun 1811, menurut cerita dari 470 kaum mamluk hanya seorang yang dapat melepaskan diri dengan melompat dari pagar istana kejurang yang ada di bukit Mukattan, kudanya mati tetapi ia selamat dengan pergi lari. kaum mamluk yang ada diluar Kairo kemudian diburu, mana yang dapat dibunuh dan sebagian kecil dapat melarikan diri ke Sudan pada akhirnya tahun 1811, kekuatan kaum mamluk di mesir telah habis. Untuk memajukan Mesir, Muhammad Ali melakukan pembenahan ekonomi dan militer. Atas saran para penasihatnya, ia juga melakukan program pengiriman tentara untuk belajar di Eropa. Pemerinthan Muhammad Ali pasya (1804-49) menandai permulan diferensiasi yang sebenarnya antara struktur politik dan ke agamaan di Mesir. keputusan-keputusan dan program-programnya ternyata sebagian besar telah menentukan jalannya sekulerisasi yang berlangsung selama satu setengah abad di Mesir.[2] Muhammad Ali berkuasa penuh.ia telah menjadi wakil Sultan dengan resmi di Mesir dan rakyat sendiri tidak mempunyai organisasi dan kekuatan untuk menentang kekuasannya, ia pun bertindak sebagai diktator.[3]

Untuk kemajuan Negara Ia meningkatkan pertanian di Mesir dengan membuat Irigasi, melakukan penanaman Kapas yang di datangkan dari India dan Sudan. demi kemajuan ekonomi ia memperbaiki pengangkutan dan menghidupkan Industri tetapi gagal karena kekurangan ahli di mesir. Sungguh pun seorang yang buta huruf namun ia mengerti akan pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk kemajuan suastu Negara. ia mendirikan satu kementrian pendidikan, untuk pertama kalinya ia mendirikan sekolah militer di Mesir di tahun 1815. sekolah teknik di tahun 1816. dan sekolah kedokteran di tahun1827.guru-gurunya di datangkan dari Barat. Muhammad Ali merobabah sistim atau imprastruktur yang selama ini di pakai kepada pembahruan. Karena ia yakin bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan di perbesar dengan kekuatan militer.

DAFTAR PUSTAKA

· Jaringan Islam Liberal islamlib.com

· Espossito John L.” Islam Dan Pembangunan”. Rineka cipta: Jakarta, Agustus 1990. hal.97

· Harun Nasution, “Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran Dan Gerakan”. PT. Bulan Bintang, Jakarta,1975. hal28.


[2] Espossito John L.” Islam Dan Pembangunan”. Rineka cipta: Jakarta, Agustus 1990. hal.97.

[3] Harun Nasution, “Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran Dan Gerakan”. PT Bulan Bintang, Jakarta,1975. hal 28.

Sebuah Repleksi Pemikiran Karl Marx Tentang Filsafat Sejarah





oleh : AmRul Badri











Biografi Karl Marx

Karl Marx lahir dalam keluarga Yahudi progresif di Trier, Prusia, (sekarang di Jerman). Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, meskipun cenderung seorang deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal, untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel — seperti juga leluhurnya— adalah rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl.

Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakan nya di kalimat pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848) :” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.” Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat (kaum paling bawah di negara Romawi).

Pendidikan

Marx menjalani sekolah di rumah sampai ia berumur 13 tahun. Setelah lulus dari Gymnasium Trier, Marx melanjutkan pendidikan nya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835 pada usia nya yang ke-17, dimana ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern yang mengakibatkan ia mendapat nilai yang buruk. Marx tertarik untuk belajar kesustraan dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena ia tak percaya bahwa anaknya akan berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mendapatkan gelar sarjana. Pada tahun berikutnya, ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke universitas yang lebih baik, yaitu Friedrich-Wilhelms-Universität di Berlin. Pada saat itu, Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan, menggunakan bahasa teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity’ namun ia juga menerapkan filosofi atheis dari Young Hegelian yang terkenal di Berlin pada saat itu. Marx mendapat gelar Doktor pada tahun 1841 dengan tesis nya yang berjudul ‘The Difference Between the Democritean and Epicurean Philosophy of Nature’ namun, ia harus menyerahkan disertasi nya ke Universitas Jena karena Marx menyadari bahwa status nya sebagai Young Hegelian radikal akan diterima dengan kesan buruk di Berlin.

Pada tahun 1835, Marx mendaftar di Universitas Bonn untuk belajar hukum, dan di sana ia bergabung dengan Trier Tavern Club, dan sempat menjadi presiden Klub, sehingga prestasi sekolahnya buruk. Setahun kemudian, ayah Marx mendesaknya untuk pindah ke Universitas Friedrich-Wilhelms di Berlin, agar dapat lebih serius belajar. Di sini, Marx banyak menulis puisi dan esai tentang kehidupan, dengan menggunakan bahasa teologis yang diperoleh dari ayahnya yang deis. Pada saat itulah ia mengenal filsafat atheis yang dianut kelompok Hegelian-kiri. Marx memperolehi doktorat pada tahun 1841 dengan tesis yang bertajuk "Perbedaan Filsafat Alam Demokritos dan Epikurus".

Pemikiran Karl Marx

Karl Marx adalah seorang pemikir Barat, berasal dari Jerman dan merupakan keturunan Yahudi. Ia hidup setelah dua revolusi besar pecah di Eropa, yaitu revolusi politik kaum burjois di Prancis dan revolusi industri di Inggris. Akibat revolusi politik di prancis membuat jurang pemisah antara kaum kapitalis yang kaya raya dengan rakyat jelat yang miskin. Demikian halnya dengan revolusi di Inggris setelah mesin-mesin modern ditemukan, kegiatan industri berubah total. Tenaga kerja manusia tidak terpakai lagi, akibatnya pengangguran merajalela, kemiskinan, kesengsaraan menimpa kaum buruh. Dengan keadaan sosial yang demikian Marx bangkit dengan pikiran-pikiran yang penuh kritik terhadap keadaan sosial. Marx menampilkan dua senjata untuk mengatasi keadaan sosial, yaitu kritik sosial melalui pemikiran filosofnya dan tindakan, yaitu melalui perjuangan kaum miskin, Marx mengutamakan perubahan keadaan sosial melalui perjuangan atau revolusi menyelamatkan rakyat jelata dari kemiskinan, kesengsaraan dan penderitaan.

Dalam kertas-kertas catatan sekitar tentang Desertasi Marx memperlihatkan arah pikirannya pada waktu itu, Marx tampak amat terkesan oleh Hegel, tapi Ia juga terganggu oleh sebuah inconsistency: mengapa masyarakat yang nyata, masyarakat Prussia, kebalikan dari masyarakat rasional dan bebas sperti yang di pikirkan oleh Hegel. ? namun Marx dan teman-temannya memberikan jawaban, Hegel hanya merumuskan pikiran. Yang masih di perlukan adalah agar pikiran itu menjadi kenyataan, dengan kata lain, teori harus menjadi praktis. Pemikiran harus menjadi unsure pendorong perubahan social. Dari pikiran Marx dapat digambarkan bahwa yang di cita-citakannya adalah kemerdekaan dan agar kemerdekaan dapat di wujutkan secara nyata filsafat harus menjadi kekuaatan praktis.-revolusioner.

Marx melihat mengapa mnusia mengasinglkan diri dari hakikatnya yang social. Dalam analisi Marx segi-segi utama keterasingan manusia, keterasinga manusia dalam pekerjaan, yaitu sebagai gambaran bahwa manusia sebagai makhluk yang seharusnya bebas dan universal, individual dan social serta alami. Naskah –naskah paris Marx tampil sebagai pemikir yang dengan penuh semangat hendak mengembalikan manusia dari keterasingannya ke dalam keutuhannya. Menurut Marx, pembebasan manusia dari keteransingannya ini dapat tercapai apabila hak milik pribadi atas alat-alat produksi dihapus. Dengan demikian tercipta keadaan tanpa hak atas milik pribadi ( sosialisme). Namun penghapusan ini tidak dapat dilakukan begitu saja. Sebagaimana hak milik atas alat-alat produksi muncul dari perkembangan historis, maka penghapusan ini tergantung pula pada syarat-syarat /hukum-hukum objektif. Maka Marx melakukan penelitian syarat-syarat objektif penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan sosialis

Dari uraian tadi dapat di rangkum bahawa menurut Karl Marx motor perubahan dan perkembangan masyarakat adalah pertentangan antara kelas-kelas sosiaal. Kelas social merupakan actor sejarah yang sebenarnnya. Jadi yang menentukan jalannya sejarah bukan individu-individu tertentu, melainkan kelas-kelas social yang masing-masing meperjuangkan kepentingan mereka. Jadi menurut menurut Marx, tidak lah tepat kalau sejarah di pandang sebagai hasil tindakan raja-raja atau para penguasa dan orang besar lainya. Dengan dmikian dalam penulisan sejarah yang tepat tidaklah tidaaklah mungkin kecuali mefokuskan pada pada sttruktur kekuasaan kelas-kelas social dalam masing-masing masyarakat yang bersangkutan.

Referensi:

Franz Magnis-Suseno, pemikiran Karl Marx, dari sosialisme Utopis ke Perselisihan revisionisme, ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Karl Marx in Deutsch-Franzosische Jahrbucher, February 1844 Penerjemah:Anonim. Diedit oleh Ted Sprague (Januari 2007)

GERAKAN ALIGARH

oleh: Amrul Badri

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam kurikulum/mata kuliah jurusan sejarah kebudayaan Islam terdapat satu mata kuliah yang dikenal dengan "Sejarah Pemikiran Modern Dalam Islam" bahkan dalam kurikulum tersebut terdapat dua tingkatan tentang mata kuliah sejarah pemikiran modern dalam Islam ini yaitu, I dan II. Dalam mata kuliah tersebut mahasiswa di ajarkan tentang pemikiran-pemikiran modern dengan mengkaji para tokoh pembaharuan pada masa lampau seperti Muhammad Abduh, Al-Afgani, Sayid Ahmad khan dll. Hal ini sangat perlu diketahui oleh para mahasiswa khususnya mahasiswa sejarah sehingga mereka mempunyai bekal dalam mengahdapi problem-problem yang timbul dalam masyarakat modern. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis mencoba membahas mengenai pemikiran pembahruan di India yang di bawa oleh Sayed Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh nya. Gerakan inilah yang menjadi penggerak utama bagi terwujudnya pembaharuan dikalangan umat Islam India.

Sayyid Ahmad Khan sebagai tokoh yang amat disegani pada waktu itu, secara apologetis, ingin membuktikan bahwa kebenaran agama selalu berkorespondesi dengan fitrah manusia dan hukum alam. Termasuk di dalamnya, Islam secara keseluruhan berkesesuaian dengan kemajuan, terutama dengan kemajuan kebudayaan Inggris abad 19 dengan pengetahuannya yang baru, moralitasnya yang humanitarian dan liberal, serta rasionalismenya yang saintifik. Inilah sebuah penyikapan yang khas modernisme klasik dari gerakan Islam. Gerakan ini menebarkan pemikiran-pemikirannya melalui lembaga pendidikan Aligarh yang didirikan oleh Sayyid Ahmad Khan pada tahun 1875.[1]

B. RUMUSAN MASLALAH

Selama dua atau dua setengah abad sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Ortodoksi Sunni mengalami proses kristalisasi setelah bergulat dengan aliran Mu’tazilah (rasionalisme dalam Islam), alira`n Syi’ah, dan kelompok-kelompok Khowarij. Pergulatan ini sesungguhnya masih terus berlangsung sampai abad ke-13. dan kekuatan terbesar yang dihadapi oleh ortodok Sunni adalah Sufisme, yang pada tahapan lanjutan mengalami degenerasi. Degenerasi dan dekadensi aqidah ummat Islam di kala itu telah menimbulkan system politik yang sangat opresif, yang mengejawentah dalam bentuk kesultanan-kesultanannepotis dan absolutis serta kehidupan sosial yang bertentangan dengan semangat egalitarian seperti diajarkan Islam. Di sisi kenyataan merajalelanya bid’ah dan khurafat, fabrikasi dan superstisi dikalangan ummat telah membuat sebagian umat buta terhadap ajaran-ajaran Islam orisinal, yakni ajaran-ajaran yang tertera dalam Al Qur’an dan Sunnah yang sahih.

Dalam situasi ummat yang dekaden seperti itulah tampil seorang pembaharu Islam di India pada abad ke 17, dengan gerakan puritanismenya yang dipelopori oleh Syekh Ahmad Khan Sir Hindi, sebuah gerakan yang menyerang sufisme secara amat tajam serta membawa pemahaman baru yaitu Islam yang tidak taklid dan menapsirkan Islam itu tidak secara sempit dan sesuai dengan jamannya[2]

Dalam hal ini Sayyid Ahmad Khan memberikan pemahaman baru kepadaa umat Islam India bahwa keterpurukan umat Islam pada masa itu di karnakan ketertinggalan dibidang pendidikan modern. Inggris yang menjajah pada masa itu dilawan dengan tenaga, namun semua itu tidak akan memberikan hasil yang memuaskan namun sebaliknya umat Islam India akan semakin tertindas, oleh karena itu Sayid Ahmad Khan melakukan pembaharuan serta memberikan pemahaman kepada umat Islam harus bisa bangkit dari keterpurukan dengan jalan harus meguasai ilmu pengetahuan modern, karena dengan demikian umat Islam akan bisa bangkit dan bisa mengusir penjajah, Sayid Ahmad Khan juga mengataka bahwa orang Inggris tidak perlu di musuhi tapi menjalin kerja sama dengan mereka sehingga bisa mengembangkan ilmu pengetahuan modern, karena pada masa itu Inggris sudah maju dibidang ilmu pengetahua dan teknologi yang modern.

BAB II

PEMBHASAN

1. MENGENAL SAYYID AHMAD KHAN

Setelah hancurnya Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal sebagai pemberontakan 1857, muncullah Sayyid Ahmad Khan untuk memimpin ummat Islam India, yang telah kena pukul itu untuk dapat berdiri dan maju kembali sebagai dimasa lampau. Ahmad Khan lahir tanggal 6 Dzulhijjah 1232 Hijriyah atau 17 Oktober 1817 Masehidi kota Delhi. Ia biasa dipanggil dengan Sir Sayyid. Sebutan Sir ia dapatkan dari bangsa Inggris atas jasa-jasanya terhadap Inggris. Sedangkan sebutan Sayyid karena ia masih keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan keturunan dari Husain bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah. [3]

Masa hidupnya yang relatif panjang, sekitar delapan puluh tahunnan secara garis besar dapat dibagi menjadi empat periode. Pertama, masa pendidikan (1817-1837). Kedua, masa pengabdiannya menjadi pegawai peradilan (1838-1857). Ketiga, masa minatnya terhadap kesejahteraan umum. Kehususnya dalam mengembangkan bidang pendidikan di negaranya (1858-1877) dan keempat, masa terpenting dalam hidupnya (1878-1877) dimana ia mendapat reputasi sebagai pemimpin politik dan pendidikan Islam terbesar selama abad XIX .

Ahmad Khan mendapat pendidikan formal pertama kali disebuah maktab (mungkin kalau di Indonesia semacam madrasah diniyah), yaitu lembaga pendidikan Islam tradisional yang khusus mengajarkan ilmu agama. Di Maktab ini ia belajar bahasa Parsi, bahasa “beradab” bagi muslim India pada waktu itu, dan juga berhitung Boleh dibilang pendidikan formal yang diperolehnya pada waktu ia kecil tidaklah demikian mendalam dan sistematis. Ia lebih banyak mendapat bimbingan dari ibunya, seorang wanita yang bijaksana, yang mengasuhnya dengan sungguh-sunguh, sehingga ia memperoleh pengetahuan yang cukup tentang beberapa ilmu pengatahuan yang biasa diajarkan dimadrasah-madarasah muslim pada waktu itu. Selain itu, ia seorang anak yang sangat rajin membaca berbagai ilmu pengetahuan. Dan ditambah pengetahuannya tentang masalah-masalah kenegaraan (ilmu pemerintahan). Pengenalannya dengan kebudayaan barat diperolenya dari sang kakek dari pihak ibu, Khawaja Fariduddin, yang pernah menjadi Perdana menteri di Istana Mughal masa Sultan Akbar II selama delapan tahun.

2. MUNCULNYA GERAKAN ALIGARH

Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal dengan gerakan Aligarh. Pusatnya adalah sekolah MAOC yang didirikan pemimpin pembaharuan Islam India itu di Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama Universitas Islam Aligarh ditahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan pembaharuan Islam India. Gerakan Aligarh inilah yang menjadi penggerak utama bagi terwujudnya pembaharuan dikalangan ummat Islam India. Tanpa adanya gerakan ini, ide-ide pembaharuan selanjutnya seperti yang dicetuskan oleh Amir Ali, Muhammad Iqbal, Maulana Abdul Kalam Azad, dan sebagainya payah akan dapat timbul. Gerakan inilah pula yang meningkatkan umat Islam India dari masyarakat yang bangkit menuju kemajuan. Pengaruhnya terasa benar digolongan intelegensia Islam India.[4]

Usaha-usaha yang dicapai oleh Sayyid Ahmad Khan. Sebagai telah tersebut diatas, jalan bagi ummat Islam India untuk melepaskan diri dari kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan, ialah memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern Barat. Agar yang tersebut akhir ini dapat dicapai sikap mental umat yang kurang percaya kepada kekuatan akal, kurang percaya pada kebebasan manusia dan kurang percaya pada adanya hokum alam, harus dirubah terlebih dahulu. Perubahan sikap mental itu ia usahakan melalui tulisan-tulisan dalam bentuk buku dan artikel-artikel dalam bentuk majalah Tahzib Al Akhlaq. Usaha melalui pendidikan juga ia tidak lupakan, bahkan pada akhirnya kedalam lapangan inilah ia curahkan perhatian dan pusatkan usahanya. Di tahun 1876 ia mendirikan sekolah Inggris di Muradabad. Di tahun 1879 ia mendirikan sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarh yang merupakan karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam cita-citanya untuk memajukan umat Islam India. Sekolah itu terbuka bukan hanya bagi orang Islam, tetapi juga bagi orang Hindu, Parisi dan Kristen..

Ahmad Khan merasa mendapat kekuatan baru yang lebih meyakinkan anggapannya bahwa selama ini ketertinggalan India dari bangsa barat adalah karena faktor mental, Inggris memiliki mental yang kuat dalam segala hal, dan untuk merubah mental masyarakat India harus dilakukan revolusi pemikiran dengan meninggalkan ide-ide dan kebiasaan-kebiasaan lama dan menerima tuntutan zaman modern. Bersamaan dengan itu ia mulai merintis berdirinya perguruan tinggi Islam modern. Cita cita Ahmad Khan untuk mendirikan perguruan tingi akhirnya terwujud dengan diletakkannya batu pertama pembangunan gedung perguruan tinggi tersebut oleh Gubernur Jendral Lord Lotion (raja muda waktu itu) pada tanggal 8 Januari 1877 di kota Aligarth. Perguruan tinggi tersebut diberi nama Muhammadan Anglo Oriental College, yang lebih dikeal dengan Aligarth College. Dari perguruan tinggi inilah lahir para tokoh-tokoh pembaharuan yang terus mempopulerkan Gerakan Aligarh serta terus menyebarkan ide-ide yang di bawa oleh Sayyid Ahmad Khan sehingga berkembang kepada masyarakat.

Diantara para pemuka yang besar pengaruhnya dalam menyebarluaskan ide-ide pembaharuan Sayyid Ahmad Khan adalah:

1.Altaf Husain Hilal (1837-1914).

Seorang pemuka lain yang besar pengaruhnya dalam menyebarluaskan ide-ide pembaharuan Sayyid Ahmad Khan adalah Altaf Husain Al Hilal. Atas permintaan Sayyid Ahmad Khan ia menulis syair tentang peradaban Islam di zaman klasik. Keluarlah di tahun 1879 apa yang terkenal dengan nama Musaddas. Syair itu antara lain juga mengandung ide-ide Aligarh. Terhadap pendidikan wanita ia lebih progressif dari Sayyid Ahmad Khan yang memandang bahwa kaum wanita belum perlu mendapat pendidikan sebagai kaum laki-laki. Dalam soal politik ia juga berpendapat bahwa ummat Islam India merupakan suatu kesatuan tersendiri disamping ummat Hindu. Tetapi ia tidak bersikap anti Hindu.[5]

2.Chiragh Ali.

Dalam bahasa Inggris Chiragh Ali mengarang beberapa buku, yang terpenting diantaranya ialah mengenai “Pembaharuan Yang Diperlukan”. Didalamnya ia menjelaskan bahwa Islam sebagai yang diajarkan Nabi Muhammad, bukanlah statis, tetapi dinamis, dan dapat sesuai dengan perubahan sosial dan politik yang terjadi sepanjang zaman.

3.Salah Al Din Khuda Bakhs.

Dari gerakan Aligarh yang mempunyai berpengaruh adalah Salah Al Din Khuda Bakhs, dalam menulis pembaharuan di kalangan ummat Islam India. Ia juga mengarang beberapa buku diantaranya Essays Indian and Islamic dan Politics in Islam. Al Qur’an, menurut pendapatnya, lebih banyak bersifat buku petunjuk spiritual dengan membawa norma-norma yang harus dipegang dari pada merupakan buku hukum yang mengikat untuk selama-lamanya. Islam tidak menentang kemajuan.

4.Maulvi Nazir Ahmad

Maulvi Nazir Ahmad adalah seorang pengarang roman. Karangannya berkisar sekitar soal agama, budi pekerti, dan problema-problema sosial. Sebab kemunduran ummat Islam, dalam pendapatnya, terletak pada ummat Islam sendiri dan bukan datang dari luar. Ummat Islam tidak lagi hidup sesuai dengan ajaran-ajaran agama. Untuk mencapai kemajuan ummat Islam harus hidup kembali sebagai ummat Islam di zaman klasik.

5.Muhammad Sibli Nu’mani (1857-1914).

Ia merupakan seorang guru bahasa Arab dan Persia di MAOC. Menurutnya mempelajari Filsafat bukanlah haram. Pemikiran modern dalam bentuk moderat dapat diterimanya. Setelah meninggalkan MAOC ia pergi ke Lucknow untuk memimpin perguruan tinggi Nadwad Al Ulama’. Pemikiran modern moderat yang dianutnya membawa perobahan pada perguruan tinggi ini. Salah satu dari muridnya yang kemudian menjadi pemimpin pembaharuan diabad kedua puluh ialah Abdul Kalam Azad.

Setelah Sayyid Ahmad Khan menghadapi masa tua, maka pimpinan MAOC digantikan oleh pengikutnya, diantaranya adalah:
1.Sayyid Mahdi Ali, yang dikenal dengan nama Nawab Muhsin Al Mulk (1837-1907).

Nawab Muhsin Al Mulk besar jasanya dalam menyebarkan ide-ide Sayyid Ahmad Khan dan ini dilakukannya melalui Muhammedan Educational Conference. Ialah pula yang dapat membuat golongan ulama’ India merubah sikap keras mereka terhadap Gerakan Aligarh. Dalam soal keagamaan Nawab Muhsin Al Mulk dengan idenya menentang taklid pada ulama’ klasik dan mengadakan ijtihad baru. Tetapi dalam menghadapi ulama’ klasik ia lebih lembut dari pada Sayyid Ahmad Khan. Berlainan dengan Sayyid Ahmad Khan, ia tidak segan-segan memasuki bidang politik, sampai terbentuknya Liga Muslim India di tahun itu juga.

2.Viqar Al Mulk (1841-1917).

Di tahun 1907 ia menggantikan Nawab Muhsin Al Mulk dalam pimpinan MAOC. Sebagai ulama’ ia keras pendirian dan pegangannya terhadap agama. Di masanyalah kekuasaan besar yang dipegang direktur Inggris MAOC berkurang. Dalam pandangan politiknya, ia berpendapat lain yaitu Inggris bukan lagi tempat orang Islam menggantungkan nasib, sehingga ketergantungan gerakan Aligarh kepada Inggris mulai berkurang.

Gerakan Aligarh terus berkembang dengan perjuangan para tokoh yang lahir dari MAOC. Dan terus mengembangkan ide-ide yang dibawa Sayid Ahmad Khan. para tokoh tersebut banyak menulis buku-buku baik itu berbentuk roman, sa'ir, buku tentang agama dan majalah serta jurnal yang mengandung ide-ide Aligarh sehingga masyarakat pun tertarik dengan ide-ide yang dikembangkan gerakan Aligarh. Di tahun-tahun berikutnya murid-murid dari MAOC pun semakin bertambah banyak peminat untuk memperoleh pendidikan ditempat tersebut. Namun seiring waktu masa pun berganti Sayid Ahmad khan meninggal dan kepemimpinan MAOC beralih kepada muridnya, mereka terus mengembangkan Gerakan Aligarh namun berbeda sedikit dengan Sayid Ahmad Khan dimana Gerakan Aligarh bergantung kepada Inggris dan interpprestasinya sedikit lebih liberal tetapi pada perkembangan selanjutnya dan dengan kepemimpinan baru tidak bergantung lagi kepda pihak Inggris, dan memsukan ide-ide Islami, bahwa tradisi lama juga tidak bisa ditinggalkan tetapi dipadukan dan harus di sejalankan. Sehingga para ulama tidak begitu menolak apa yang dikembangkan oleh Gerakan Aligar


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sayyid Ahmad Khan sebagai tokoh pembaharuan Islam India memberi penghargaan tinggi pada akal manusia, ia menentang taqlid, dan membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh ummat Islam pada umumnya di waktu itu.
Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal dengan gerakan Aligarh. Pusatnya adalah sekolah MAOC yang didirikan pemimpin pembaharuan Islam India itu di Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama Universitas Islam Aligarh ditahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan pembaharuan Islam India.

Refleksi Terhadap Gerakan Aligarh

Sayyid Ahmad Khan memberikan pemahaman baru kepadaa umat islam India bahwa keterpurukan umat Islam pada masa itu di karnakan ketertinggalan dibidang pendidikan modern. Inggris yang menjajah pada masa itu dilawan dengan tenaga, namun semua itu tidak akan memberikan hasil yang memuaskan namun sebaliknya umat Islam India akan semakin tertindas, oleh karna itu Sayid Ahmad Khan melakukan pembaharuan serta memberikan pemahaman kepada umat Islam harus bisa bangkit dari keterpurukan dengan jalan harus meguasai ilmu pengetahuan modern, karna dengan demikian umat Islam akan bisa bangkit dan bisa mengusir penjajah, Sayid Ahmad Khan juga mengataka bahwa orang Inggris tidak perlu di musuhi tapi menjalin kerja sama dengan mereka sehingga bisa mengembangkan ilmu pengetahuan modern, karena pada masa itu Inggris sudah maju dibidang ilmu pengetahua dan teknologi yang modern.

Dengan Gerakan Aligarh nya pemikiran dan ide-ide nya terus berkembang kepada masyarakat India bahkan sampai kepada masyarakat Islam diluar India. Sayid Ahmad Khan adalah tokoh yang mempunyai jiwa yang besar dakam memberikan pemikiran tentang Islam yag sebenarnya, dimana sebelumnya peradaban Islam dimasa Dinasti Abbasiyah sangat menjadi sorotan seluruh dunia, perdaban yang penuh dengan pengetahuan yang sangat maju. Namun pada priode selanjutnya Islam mengalami kemuduran, sehingga timbullah pra tokoh yang mempunyai pemikiran bahwa Islam harus bangkit kembali dengan ilmu pengetahuan yang modern, seperti pemikiran yang dikembangkan oleh sayid Ahmad Khan di India.


DAFTAR PUSTAKA

.

Amin Rais, Cakrawala Islam Antara Cita Dan Fakta.( Bandung: Mizan. 1987)

Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam ,Seajarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: PT. Bulan Bintang. 1975)

puskom@umsida.ac.id

Copyright @ indoskripsi.com

Hasan Asari, Modernisasi lslam, (Bandung : Citapustaka Media, 2007)

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jilid II, (Jakarta: UI-Press, 1987).



[1]Copyright @ indoskripsi.com launched at November 2007-2009.

[2]Amin Rais, Cakrawala Islam Antara Cita Dan Fakta.( Bandung: Mizan. 1987), hal.118-119

[4]Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam ,Seajarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: PT. Bulan Bintang. 1975).hal. 165

[5]Muhammad Al Bahiy, Pemikiran Islam Modern.( Jakarta: Pustaka Panjimas. 1986). Hal. 4-8