Senin, 21 Juni 2010

Sebuah Repleksi Pemikiran Karl Marx Tentang Filsafat Sejarah





oleh : AmRul Badri











Biografi Karl Marx

Karl Marx lahir dalam keluarga Yahudi progresif di Trier, Prusia, (sekarang di Jerman). Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, meskipun cenderung seorang deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal, untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel — seperti juga leluhurnya— adalah rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl.

Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakan nya di kalimat pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848) :” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.” Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat (kaum paling bawah di negara Romawi).

Pendidikan

Marx menjalani sekolah di rumah sampai ia berumur 13 tahun. Setelah lulus dari Gymnasium Trier, Marx melanjutkan pendidikan nya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835 pada usia nya yang ke-17, dimana ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern yang mengakibatkan ia mendapat nilai yang buruk. Marx tertarik untuk belajar kesustraan dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena ia tak percaya bahwa anaknya akan berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mendapatkan gelar sarjana. Pada tahun berikutnya, ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke universitas yang lebih baik, yaitu Friedrich-Wilhelms-Universität di Berlin. Pada saat itu, Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan, menggunakan bahasa teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity’ namun ia juga menerapkan filosofi atheis dari Young Hegelian yang terkenal di Berlin pada saat itu. Marx mendapat gelar Doktor pada tahun 1841 dengan tesis nya yang berjudul ‘The Difference Between the Democritean and Epicurean Philosophy of Nature’ namun, ia harus menyerahkan disertasi nya ke Universitas Jena karena Marx menyadari bahwa status nya sebagai Young Hegelian radikal akan diterima dengan kesan buruk di Berlin.

Pada tahun 1835, Marx mendaftar di Universitas Bonn untuk belajar hukum, dan di sana ia bergabung dengan Trier Tavern Club, dan sempat menjadi presiden Klub, sehingga prestasi sekolahnya buruk. Setahun kemudian, ayah Marx mendesaknya untuk pindah ke Universitas Friedrich-Wilhelms di Berlin, agar dapat lebih serius belajar. Di sini, Marx banyak menulis puisi dan esai tentang kehidupan, dengan menggunakan bahasa teologis yang diperoleh dari ayahnya yang deis. Pada saat itulah ia mengenal filsafat atheis yang dianut kelompok Hegelian-kiri. Marx memperolehi doktorat pada tahun 1841 dengan tesis yang bertajuk "Perbedaan Filsafat Alam Demokritos dan Epikurus".

Pemikiran Karl Marx

Karl Marx adalah seorang pemikir Barat, berasal dari Jerman dan merupakan keturunan Yahudi. Ia hidup setelah dua revolusi besar pecah di Eropa, yaitu revolusi politik kaum burjois di Prancis dan revolusi industri di Inggris. Akibat revolusi politik di prancis membuat jurang pemisah antara kaum kapitalis yang kaya raya dengan rakyat jelat yang miskin. Demikian halnya dengan revolusi di Inggris setelah mesin-mesin modern ditemukan, kegiatan industri berubah total. Tenaga kerja manusia tidak terpakai lagi, akibatnya pengangguran merajalela, kemiskinan, kesengsaraan menimpa kaum buruh. Dengan keadaan sosial yang demikian Marx bangkit dengan pikiran-pikiran yang penuh kritik terhadap keadaan sosial. Marx menampilkan dua senjata untuk mengatasi keadaan sosial, yaitu kritik sosial melalui pemikiran filosofnya dan tindakan, yaitu melalui perjuangan kaum miskin, Marx mengutamakan perubahan keadaan sosial melalui perjuangan atau revolusi menyelamatkan rakyat jelata dari kemiskinan, kesengsaraan dan penderitaan.

Dalam kertas-kertas catatan sekitar tentang Desertasi Marx memperlihatkan arah pikirannya pada waktu itu, Marx tampak amat terkesan oleh Hegel, tapi Ia juga terganggu oleh sebuah inconsistency: mengapa masyarakat yang nyata, masyarakat Prussia, kebalikan dari masyarakat rasional dan bebas sperti yang di pikirkan oleh Hegel. ? namun Marx dan teman-temannya memberikan jawaban, Hegel hanya merumuskan pikiran. Yang masih di perlukan adalah agar pikiran itu menjadi kenyataan, dengan kata lain, teori harus menjadi praktis. Pemikiran harus menjadi unsure pendorong perubahan social. Dari pikiran Marx dapat digambarkan bahwa yang di cita-citakannya adalah kemerdekaan dan agar kemerdekaan dapat di wujutkan secara nyata filsafat harus menjadi kekuaatan praktis.-revolusioner.

Marx melihat mengapa mnusia mengasinglkan diri dari hakikatnya yang social. Dalam analisi Marx segi-segi utama keterasingan manusia, keterasinga manusia dalam pekerjaan, yaitu sebagai gambaran bahwa manusia sebagai makhluk yang seharusnya bebas dan universal, individual dan social serta alami. Naskah –naskah paris Marx tampil sebagai pemikir yang dengan penuh semangat hendak mengembalikan manusia dari keterasingannya ke dalam keutuhannya. Menurut Marx, pembebasan manusia dari keteransingannya ini dapat tercapai apabila hak milik pribadi atas alat-alat produksi dihapus. Dengan demikian tercipta keadaan tanpa hak atas milik pribadi ( sosialisme). Namun penghapusan ini tidak dapat dilakukan begitu saja. Sebagaimana hak milik atas alat-alat produksi muncul dari perkembangan historis, maka penghapusan ini tergantung pula pada syarat-syarat /hukum-hukum objektif. Maka Marx melakukan penelitian syarat-syarat objektif penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan sosialis

Dari uraian tadi dapat di rangkum bahawa menurut Karl Marx motor perubahan dan perkembangan masyarakat adalah pertentangan antara kelas-kelas sosiaal. Kelas social merupakan actor sejarah yang sebenarnnya. Jadi yang menentukan jalannya sejarah bukan individu-individu tertentu, melainkan kelas-kelas social yang masing-masing meperjuangkan kepentingan mereka. Jadi menurut menurut Marx, tidak lah tepat kalau sejarah di pandang sebagai hasil tindakan raja-raja atau para penguasa dan orang besar lainya. Dengan dmikian dalam penulisan sejarah yang tepat tidaklah tidaaklah mungkin kecuali mefokuskan pada pada sttruktur kekuasaan kelas-kelas social dalam masing-masing masyarakat yang bersangkutan.

Referensi:

Franz Magnis-Suseno, pemikiran Karl Marx, dari sosialisme Utopis ke Perselisihan revisionisme, ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1999)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Karl Marx in Deutsch-Franzosische Jahrbucher, February 1844 Penerjemah:Anonim. Diedit oleh Ted Sprague (Januari 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar